Sabtu, 29 November 2008

Perubahan - Perubahan Regulasi untuk Musim 2009

FIA telah membuat perubahan-perubahan regulasi untuk musim 2009, hasilnya bisa dilihat pada sesi uji coba yang baru saja dihelat di Barcelona, Spanyol pada tanggal 17-19 November kemarin.

Perubahan-perubahan yang sangat ekstrim tersebut juga bakal membuat atmosfer Formula 1 kian memanas. Karena dari beberapa tim, ada yang telah sangat siap dengan perubahan regulasi tersebut, dan ada yang masih mengutak-atik untuk dapat menemukan setelan yang pas. Ini akan membuat aroma persaingan akan merata (tidak hanya Ferrari dan McLaren saja yang bertarung). Jadi, bukan tidak mungkin bahwa tim seperti BMW Sauber bisa menjadi juara musim depan. Karena mereka telah sangat siap dengan perubahan regulasi tersebut. Perubahan ini ditujukan untuk meningkatkan daya tahan mobil, juga untuk penghematan biaya tiap tim.

Dimana perubahan-perubahan Regulasi tersebut diantaranya..
1. KERS (Kinetic Energy Recovery System)
Mulai tahun depan, para pembalap Formula 1 memiliki "power boost" seperti di A1. Dengan KERS, energi kinetik yang keluar pada saat pembalap melaju kecepatan penuh, akan tersimpan pada saat memasuki tikungan. Energi kinetik pada mobil akan tersimpan pada Roda Gila KERS. Dan energi yang tersimpan ini bisa digunakan sewaktu-waktu oleh pembalap dengan menekan tombol "Boost Button" pada setir.

2. Ban Slick
Setelah 10 tahun lebih menggunakan ban beralur, akhirnya ban slick (ban polos) kembali digunakan pada F1. Sebagai langkah untuk meningkatkan performa mekanis daripada aerodinamis. Dengan ban polos, cengkeraman ban
akan meningkat 20 persen sehingga mobil bisa melaju tanpa khawatir ban akan menipis.
Ini sebagai "ganti rugi" regulasi aerodinamika yang dibatasi.

Ban Slick (tanpa alur)

3. Aerodinamika
Mungkin sisi inilah yang merupakan perubahan terbesar pada F1 musim depan. Tidak ada lagi tambahan item seperti Winglet, Barge Board, Turning Vanes, dan Chimney. Sehingga mobil
F1 akan terlihat lebih "bersih". Perubahan ini dilakukan untuk memudahkan penyalipan tanpa mudah terkena turbulensi.

BMW Sauber (dengan sayap depan dan belakang sesuai regulasi baru)

Perubahan yang signifikan terlihat pada sayap depan dan belakang mobil. Dimana sayap depan menjadi lebih rendah (75mm dari 150mm), dan juga lebih lebar
(lebih dari 1400-1800mm). Sayap belakang juga menjadi lebih tinggi (lebih tinggi 150 mm),
dan juga lebih sempit(750mm dari 1000mm). Semua perubahan pada aerodinamika ini dimaksudkan
untuk meningkatkan downforce.

4. Pemakaian Mesin
Pada musim depan, mesin yang digunakan harus sama untuk 3 sesi (latihan, kualifikasi, dan race)

5. Testing
Pada musim lalu, test mobil yang dilalui mencapai 30.000km tiap event, tapi untuk musim depan dikurangi menjadi 20.000km. Ini dimaksudkan untuk lebih penghematan biaya.

Kamis, 27 November 2008

2009 FIA Formula One World Championship Race Calendar

01 2009 FORMULA 1 ING AUSTRALIAN GRAND PRIX (Melbourne) 27 - 29 Mar
02 2009 FORMULA 1 PETRONAS MALAYSIAN GRAND PRIX (Kuala Lumpur) 03 - 05 Apr
03 2009 FORMULA 1 CHINESE GRAND PRIX (Shanghai) 17 - 19 Apr
04 2009 FORMULA 1 GULF AIR BAHRAIN GRAND PRIX (Sakhir) 24 - 26 Apr
05 FORMULA 1 GRAN PREMIO DE ESPANA TELEFONICA 2009 (Catalunya) 08 - 10 May
06 FORMULA 1 GRAND PRIX DE MONACO 2009 (Monte Carlo) 21 - 24 May
07 2009 FORMULA 1 TURKISH GRAND PRIX (Istanbul) 05 - 07 Jun
08 2009 FORMULA 1 SANTANDER BRITISH GRAND PRIX (Silverstone) 19 - 21 Jun
09 FORMULA 1 GP SANTANDER VON DEUTSCHLAND 2009 (Nürburgring) 10 - 12 Jul
10 FORMULA 1 ING MAGYAR NAGYDIJ 2009 (Budapest) 24 - 26 Jul
11 2009 FORMULA 1 TELEFONICA GRAND PRIX OF EUROPE (Valencia) 21 - 23 Aug
12 2009 FORMULA 1 ING BELGIAN GRAND PRIX (Spa-Francorchamps) 28 - 30 Aug
13 FORMULA 1 GRAN PREMIO SANTANDER D'ITALIA 2009 (Monza) 11 - 13 Sep
14 2009 FORMULA 1 SINGAPORE GRAND PRIX (Singapore) 25 - 27 Sep
15 2009 FORMULA 1 FUJI TELEVISION JAPANESE GRAND PRIX (Suzuka) 02 - 04 Oct
16 FORMULA 1 GRANDE PREMIO DO BRASIL 2009 (Sao Paulo) 16 - 18 Oct
17 2009 FORMULA 1 ETIHAD AIRWAYS ABU DHABI GRAND PRIX (Abu Dhabi) 30 Oct - 01 Nov

Sabtu, 08 November 2008

F1 will be Back to Basic..

Musim baru, regulasi baru. Itulah yang terjadi pada F1 saat ini. Bisa dibilang F1 mulai musim mendatang akan sedikit demi sedikit "back to basic". Dimana regulasi - regulasi tersebut antara lain, akan digunakannya KERS (Kinetic Energy Recovery System), kembalinya pemakaian ban slick (ban polos) yang terakhir kali dipakai pada musim 1997, dan juga pembatasan dari segi aerodinamika.

Para pengamat Formula One (F1) terkejut bakal ada beberapa perubahan regulasi dramatis pada kendaraan para jago balap.

Yang pasti, tahun depan pemakaian ban licin (slick) dan Sistem Pemulihan Energi Kinetik (KERS) akan mulai dipergunakan.

Tapi yang paling menghebohkan adalah pembatasan pada sisi regulasi aerodinamis. Pengerjaan badan mobil seperti flip-up dan winglet mulai musim depan sama sekali tidak diperbolehkan.


Side Winglet pada F1 musim 2008


Ukuran sayap depan diperbesar. Sementara, bila merujuk pada sayap belakang mobil spesifikasi 2009 yang sudah diperlihatkan Williams dan Ferrari, ketinggiannya ditambah serta ukurannya juga lebih kecil dibanding musim lalu. Ini akan membuat mobil F1 akan terlihat sedikit "kuno".


Ferrari F2009 tanpa ban slick (no winglet, no bridge at nosecone)


"Kejutan akan sangat besar saat mobil-mobil balap ini diperlihatkan kepada publik," ujar figur yang dekat dengan pengembangan mobil Renault R29, Alfonso Martinez.

KERS, Teknologi Mengirit BBM di F1

Upaya mengirit energi dan lingkungan hijau, kini telah memasuki kancah F-1. Hal itu ditandai dengan rencana FIA (Federation Internationale d'Automobile) menggunakan KERS tahun depan (2009). KERS, Kinetic Energy Regenerative (bisa juga Recovery) System adalah mengambil lagi energi yang terbuang saat mobil direm. Dengan cara ini, konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. Emisi gas buang, terutama CO2 dapat pula dikurangi.


KERS


Ketika mobil direm, mesin tetap bekerja. Tenaga yang dihasilkan mesin tidak terpakai secara optimum karena mobil melambat atau malah berhenti total. Berarti tenaga mesin terbuang percuma. Tenaga yang terbuang berupa gerakan atau putaran komponen mesin itu disebut energi kinetik. Energi itulah yang diambil, disimpan dan nantinya digunakan lagi untuk menjalankan kendaraan.

Saat ini ada dua cara memanfaatkan energi kinetik, yaitu mekanikal dan elektrikal. Mekanikal, menggunakan roda gila. Sedangkan elektrikal, tenaga dari mesin diubah menjadi listrik (menggunakan generator), kemudian disimpan pada kapasitor atau aki. Setelah itu baru digunakan membantu mesin menjalankan kendaraan, misalnya berakselerasi. Karena menggunakan dua sumber tenaga , disebut hibrida. Pada F1, KERS yang ditawarkan Flybrid bekerja secara mekanikal. Tenaga mesin yang tidak terpakai saat mobil direm, disimpan pada roda gila berupa putaran atau energi kinetik. Nantinya energi tersebut digunakan lagi ketika gas digenjot.

Sederhana dan Praktis
Sebenarnya KERS sudah banyak dikembangkan oleh berbagai perusahaan otomotif. Pengembangan yang dilakukan mengarah ke pemulihan energi secara elektrikal. Karena itulah, ketika FIA menggagas penggunaan KERS, beberapa tim F1 langsung melakukan uji-coba. Ternyata sebagian tim F1 menggunakan sistem KERS sendiri. Misalnya , seperti yang dilakukan BWM. Akibatnya terjadilah insiden, mekanik BMW tersengat sentrum ketika memegang sidepot dan setir saat latihan.

Menurut Markuus Duesmann, Kepala Transmisi BMW, mekaniknya kena sentrum karena tegangan AC yang dihasilkan sistem KERS mobilnya tinggi sekali. Setelah diperiksa , kontrol unit KERS BMW ternyata menghasilkan tegangan tinggi yang berasal kapasitor pada sistem 12 volt yang digunakan mobil. Tegangan tersebut mengalir melalui setir dan sasis yang dibuat dari karbon.

Faktor utama FIA memilih KERS mekanikal lantaran kemasan dan ukurannya lebih kompak dibandingkan versi elektrikal. Bobot seluruh unit hanya 24 sedangkan volumenya volume 13 liter. Kondisi ini dinilai sangat pas buat mobill F1.


Letak KERS pada F1


KERS mekanikal yang akan digunakan pada F1 dan dibuat oleh Flybrid dari Inggris. Energi yang bisa dihemat dari alat yang diciptakan perusahaan tersebut yaitu sekitar 400 kilojoule untuk setiap lap. Bila dikonversi lagi sama dengan 80 hp atau 60 kW untuk waktu 6,67 detik. Bila disederhanakan lagi, menjadi 60.000 Joule per detik.

Klaim Flybrid diragukan beberapa ahli energi dan otomotif. Menurut mereka, rata-rata bensin mengandung energi 39,5 MegaJoule/liter. Karena itu, klaim 60 kJ, sama dengan membakar 0,00151 liter atau 1,5 cc/detik dinilai terlalu berlebihan. Pasalnya, bensin tak mungkin melepaskan energi 39,5MJ/liter dan seterusnya dikonversi menjadi energi mekanis. Para ahli energi memperkirakan, alat tersebut hanya bisa menghemat energi 3kW selama 20 detik.

Dibandingkan KERS elektrikal yang sudah banyak digunakan saat ini oleh perusahaan mobil untuk umum, sistem Flybrid masih kalah efisien. Menurut Luca Marmorini dari Toyota F1, sistem KERS Toyota pada mobil sport hibridanya, Supra yang telah memenangkan lomba ketahanan di Tokachi, Jepang mampu mengembalikan energi yang hilang sampai 70%. Sedangkan sistem mekanikal Flybrid hanya 20%. Karena itu pula, ia menilai KERS Flybrid yang bekerjasama dengan Totorak dan Xtrack kurang cangghi bahkan primitif. Padahal Flybrid telah mendapatkan penghargaan, “Engine Innovation of the Year” di Koln, Jerman tahun lalu untuk KERS ini.

Alasan lain FIA memilih KERS dari Flybrid adalah untuk mencegah perbedaan mencolok antara tim yang mampu membuat KERS dengan sangat bagus dan yang kurang baik. Padahal, berdasarkan perhitungan yang dibuat para insinyur F1, penggunaan KERS belum mampu mempercepat waktu tempuh per lap secara sginifikan. Pasalnya, waktu yang tersedia untuk mengambil energi tersebut 6,5 detik perp lapnya. Kalau pun ada, hanya bisa lebih cepat 0,1 – 0,3 detik/lap. Itu pun belum memperhitungkan distribusi bobot dan besarnya kemasan. Meski begitu diakui, dengan adanya KERS, kesempatan “overtake” lebih besar karena traksi lebih baik terutama saat mobil berakselerasi kembali.

Cara Kerja
KERS elektrikal yang digunakan perusahaan mobil saat ini, energinya diambil dari roda. Selanjutnya, energi tersebut disimpan dalam aki atau batere. Tenaga dari batere digunakan untuk memutar motor listrik. Motor listrik dimanfaatkan untuk membantu mesin utama untuk berakselerasi atau mengaktifkan perlengkapan mobil, seperti AC dan kelistrikan lainnya. Cara lain yang cukup menarik adalah seperti ditempuh Volvo, yaitu dengan istem ISG, (intergrated starter-generator). Starter dan generator adalah unit yang sama. Saat mesin dihidupkan berfungsi sebagai motor starter dan bila mesin sudah hidup menjadi generator untuk menghasilkan listrik.

Pada sistem yang dibuat oleh Flybrid, komponen utama terdiri dari roda gila dan CVT (continuously variable transmission) yang dipasang antara transmisi dan as roda belakang. Jika mobil direm, CVT mempercepat putaran roda gila dengan perbandingan 6 : 1. Roda gila berputar lebih cepat dan menyimpan energi dari mesin yang tidak sepenuhnya digunakan untuk menjalankan mobil. Begitu gas digeber, CVT memperkecil rasio. Kini giliran roda gila yang menyalurkan energinya ke transmisi untuk memerkuat traksi atau mempercepat akslerasi. Pada Flybrid, putaran roda gila untuk menyimpan energi mencapai 64.500 rpm.


Roda Gila


Meski KERS Flybrid dinilai oke untuk recovery energi, beberapa ahli masih mengkhawatirkan masalah keamanan. Pasalnya, putaran roda gila yang sangat tinggi, menyebabkan bearing (laher) cepat aus, rontok dan bisa menimbulkan pecahan logam. Jawaban Flybrid, masalah keamanan merupakan aspek pertama yang diperhitungkan. Karena itu pula, roda gila dibuat dari karbon dan ditaruh di dalam tabung baja yang kuat.